Dirjen Badilag pada Seminar Hakim Syarie Tiga Negara, di Malaysia:
“Berbagi Pengalaman Antar Negara Serumpun Sangat Bermanfaat”
Pulau Pinang l Badilag.net
Dirjen Badilag, Wahyu Widiana, menyambut baik gagasan yang dilontarkan Yang Berhormat Tuan Haji Abdul Malik Bin Haji Kassim, yang mewakili Timbalan Menteri 1 Pulau Pinang, agar dilakukan tukar menukar pengalaman antara hakim dan pegawai Mahkamah Syar’iyah di Malaysia, Indonesia dan Thailand, dalam rangka meningkatkan kualitas sistem peradilan Islam di masing-masing negara.
“Berbagi informasi dan pengalaman sangatlah bermanfaat, sebab peradilan agama atau mahkamah syar’iyah di tiga negara serumpun ini mempunyai banyak persamaan, di samping perbedaan-perbedaannya”.
Dirjen Wahyu Widiana mengemukakan hal itu, ketika diminta memberikan “Ucapan Alu-aluan” secara resmi mewakili delegasi Indonesia, dalam Seminar Hakim Syarie, yang dibuka oleh yang mewakili Timbalan Menteri 1 Negeri Pulau Pinang itu, Jumat pagi (24/2/2012), di Pulau Pinang Malaysia.
Seminar Sehari yang diselenggarakan atas kerjasama antara Jabatan Kehakiman Syariah Negeri Pulau Pinang dengan Kolej Islam Teknologi Antarabangsa Pulau Pinang ini diikuti oleh sekitar 50 orang peserta, dari Malaysia, Indonesia dan Thailand.
Dari Indonesia itu sendiri, selain Dirjen Badilag, hadir pula KPTA Medan dan KPTA Padang, Hakim Tinggi PTA Medan, beberapa KPA di wilayah PTA Medan, Kepala Dinas Syari’at Aceh dan Guru Besar IAIN Arraniry Banda Aceh.
Tujuan seminar ini adalah untuk meningkatkan pemahanan sistem peradilan Islam di negara peserta seminar, menjalin kerjasama dan membangun pola kajian isu-isu yang berkembang di masing-masing negara, terutama isu-isu yang ada keterkaitannya dengan negara lain, termasuk di negara serumpun.
Tukar Informasi dan Pengalaman di Bidang Yudisial dan Non Yudisial
Lebih jauh Dirjen mengemukakan bahwa di samping tukar menukar informasi dan pengalaman di bidang penanganan perkara terkait hukum formil dan materil, perlu juga dikembangkan “sharing” di bidang manajemen atau administrasi pengadilan.
“Apalagi di era sekarang ini, pemanfaatan Teknologi Informasi dapat mendorong kita untuk berbagi informasi dan pengalaman secara lebih intens, mudah dan murah”, tegas Dirjen.
Dirjen juga menjelaskan bahwa semua pengadilan atau mahkamah di lingkungan peradilan agama di Indonesia telah mengembangkan website dalam pemberian informasi dan pelayanannya. “Saya yakin di Malaysia dan Thailand juga demikian”, ungkap Dirjen.
Namun demikian, temu muka dalam bentuk silaturahmi dan kajian-kajian juga diperlukan. Dirjen mengingatkan para peserta seminar tentang adanya asosiasi syari’ah se Asean, yang bernama South East Asian Syari’ah Association (SEASA), yang telah dibentuk sekitar dua puluhan tahun lalu.
Kita perlu hidupkan kembali asosiasi semacam ini, sebab manfaatnya sangat dirasakan. Dirjen minta agar kerjasama ini tidak hanya dalam aspek judisialnya saja, namun perlu dikembangkan pula kepada aspek penyelenggaraan atau manajemennya, terutama pemanfaatan Teknologi Informasinya sebagai supporting aspect yang tidak bisa diabaikan pada saat ini.
Apa yang dikemukan Dirjen sangat sejalan dengan yang dikembangkan oleh Kolej Islam Teknologi Antara Bangsa sebagai penyelenggara seminar ini. Perguruan Tinggi Antar Bangsa ini mempunyai motto: “Berilmu, Beriman, Beramal dan Berteknologi”.
Makalah-makalah dan Rekomendasi
Dalam seminar sehari ini, banyak makalah yang dibagikan kepada para peserta, baik yang berkaitan dengan kewenangan dan hukum materinya. Namun demikian, yang disajikan hanyalah satu yang mewakili peserta tiap negara.
Para peserta seminar sepakat akan manfaat dari adanya seminar ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan pertemuan-pertemuan lanjutannya, baik di Thailand maupun di Indonesia, untuk melakukan kajian kasus-kasus yang berkembang pada pengadilan Islam di tiga negara.
Seminar ini terlaksana atas komunikasi dan interaksi yang intens yang telah berjalan selama ini, baik di kalangan akademis maupun birokrat dan pengadilan, antara daerah-daerah di Sumatera bagian utara, seperti Aceh dan Sumatera Utara, dengan beberapa negeri yang berdekatan di Malaysia dan masyarakat Muslim Thailand. Meski sederhana, seminar ini dirasa sangat bermakna. Kita tunggu kelanjutannya. (Adli Minfadli Robby)
|